Selamat Ulang Tahun.
15
tahun lalu raga ini masih disebut bayi. 15 tahun lalu tubuh ini masih lemah. 15
tahun lalu senyumku masih berupa tangisan. 15 tahun lalu aku melihat terangnya
dunia untuk pertama kalinya. 15 tahun lalu aku turun dari rahim seorang
malaikat yang dengan susah payah menanggungku dalam perutnya selama 9 bulan. 15
tahun lalu aku dilahirkan.
Aku
dinamai Luthfi Awaliyatunnisa yang sampai sekarang nama itu selalu aku banggakan.
Jerit tangisku memecah keheningan malam
gelap dengan hujan deras di luar. Aku datang seakan membuat segurat senyuman
muncul dari mereka yang berdoa untukku.
Aku hadir diantara dinginnya malam dan membuat kehangatan bagi mereka yang
mengharapkan kehadiranku.
Semuanya
15 tahun lalu. Sekarang, aku sudah menjadi gadis belia yang cantik dari
pandanganku sendiri. Tidak ku sangka semua berlalu secepat angin yang berhembus
melewati kulitku. Aku bisa tersenyum disini, aku bisa menangis disini, aku bisa
tertawa disini, aku bisa menjerit disini, aku bisa berdiri disini, aku bisa
berlari disini, dan aku sering kelelahan disini.
Tapi
dari sekian rasa yang membuat semuanya terasa melelahkan, aku punya cukup
malaikat-malaikat yang selalu melindungiku dengan caranya masing-masing. Ada keluargaku
dan teman-temanku yang senantiasa membuatku tersenyum, tertawa, dan menangis
dalam satu waktu. Terlebih lagi ada sepasang sosok malaikat yang sangat aku
rindukan. Aku berada dekat dengan salah satunya, dan berada sangat jauh dengan
yang lainnya. Merekalah Ibu dan Ayahku.
Selama
15 tahun ini, aku merasa sangat terlindungi oleh mereka. Aku merasa sangat
terjaga atas kehadiran mereka. Aku merasa sangat aman dan bahagia bersama
mereka. Mereka punya cara tersendiri dalam menjaga dan menyayangiku.
Aku
merindukan mereka. Yang dekat terasa jauh, dan yang jauh hampir terasa dekat.
Saat semua orang hampir tidak peduli, hanya mereka yang menguatkanku. Walau
terkadang caranya malah membuatku merasa semakin sendirian.
Aku
yakin mereka sangat menyayangiku. Dengan cara menolak permintaanku, dengan cara
membentakku, dengan cara menegaskan semua kata-katanya, dengan cara membuatku
melakukan semuanya atau mungkin dengan cara-cara lainnya. Aku yakin itu cara
mereka membentukku menjadi pribadi yang baik. Dan aku yakin itulah cara mereka
menyayangiku.
Aku
menyayangi mereka. Aku menyayangi mereka. Aku menyayangi Ibuku. Aku menyayangi
Ayahku. Aku menyayangi Adikku. Aku menyayangi Nenekku. Aku menyayangi semua
keluargaku. Aku menyayangi semua temanku. Aku menyayangi semua orang yang tidak
suka dengan keberadaanku. Aku menyayangi mereka semua.
Selamat
ulang tahun, Teh. Ini ucapan ulang tahun untuk diriku sendiri. Tapi aku membuat
ini atas dasar kehidupan manisku. Untuk kedua orang tuaku, untuk nenekku, untuk
almarhum kakekku, untuk adikku, dan untuk semua orang yang berperan membuat
hidupku lebih berwarna dan berarti selama 15 tahun ini.
Selamat
ulang tahun, Teh. Aku masih menjadi anak manja Ibu dan Ayahku. Aku belum bisa
berbakti pada mereka. Aku belum bisa mengukir senyuman di bibir mereka. Aku
terlalu malu mengungkapkan itu semua.
Selamat
ulang tahun, Teh. Semoga di tahun kedepan bisa membuat semuanya baik-baik saja.
Semoga umurku ini diberkahi oleh Allah SWT. Semoga bisa lebih ikhlas dalam
segalanya. Semoga bisa belajar berbakti kepada kedua orang tua. Dan semoga
selalu mengingat Allah SWT. Semoga tingkat keimanan dan ketaqwaannya bertambah.
Semoga. Semoga. Semoga. Aamiin..
Tidak
ada undangan acara ulang tahunku. Yang aku harap doa yang tulus dan ikhlas dari
semua pembaca tulisan ini. Semoga semua tujuanku bisa tercapai, Aamiin..
Aku Menyayangi Kalian
