Kamis, 05 Oktober 2017

Kamu. Entah yang keberapa.

17.39
5 Oktober 2017

Sejak beberapa bulan lalu aku yakin kita pasti sudah pernah bertemu. Bagaimana tidak? Temanku adalah temanmu juga. Kita saat itu sebagai 2 murid baru yang tidak saling mengenal. Tidak tahu sama lain, tapi yang pasti aku yakin kita pasti pernah bertemu.

Beberapa minggu saat aku berkumpul dengan teman-temanku ada kamu. Dengan polosnya, ku tanyakan namamu pada mereka. Aku yang saat itu memang sedang mantapkan hati untuk tidak pacaran lagi, menganggap bertanya nama itu biasa.

Dan akhirnya, kamu mengenalku sebagai sebuah nama, begitu juga aku mengenalmu.

Suatu hari, terbersit sosok kamu di pikiranku. Ah entahlah.. Sejak saat itu aku secara sengaja membuat pertemuan-pertemuan yang tak sengaja. Seperti pagi saat kamu lewat, aku duduk diluar agar bisa melihatmu, atau mungkin sore saat pulang sekolah, aku menunggu pulangmu.

Akhirnya, aku sampai pada titik dimana aku menyukaimu. Dan aku mulai berpikir positif tentang kita. Sampai hari ini, aku masih disini, tenanglah, suatu hari kita akan jalan bersama, menuju Ridha-Nya. Aamiin..

Dulu, kita hanya dua murid yang hanya saling tahu wajah. Kemudian berlanjut saling tahu nama, hingga kini, kita berdua adalah mahluk ter membosankan dan ter datar di hati kita masing-masing. Baik itu bagi aku maupun kamu.

Sabtu, 17 Desember 2016

Selamat Ulang Tahun

         Selamat Ulang Tahun.



15 tahun lalu raga ini masih disebut bayi. 15 tahun lalu tubuh ini masih lemah. 15 tahun lalu senyumku masih berupa tangisan. 15 tahun lalu aku melihat terangnya dunia untuk pertama kalinya. 15 tahun lalu aku turun dari rahim seorang malaikat yang dengan susah payah menanggungku dalam perutnya selama 9 bulan. 15 tahun lalu aku dilahirkan.


Aku dinamai Luthfi Awaliyatunnisa yang sampai sekarang nama itu selalu aku banggakan. Jerit tangisku memecah  keheningan malam gelap dengan hujan deras di luar. Aku datang seakan membuat segurat senyuman muncul dari  mereka yang berdoa untukku. Aku hadir diantara dinginnya malam dan membuat kehangatan bagi mereka yang mengharapkan kehadiranku.


Semuanya 15 tahun lalu. Sekarang, aku sudah menjadi gadis belia yang cantik dari pandanganku sendiri. Tidak ku sangka semua berlalu secepat angin yang berhembus melewati kulitku. Aku bisa tersenyum disini, aku bisa menangis disini, aku bisa tertawa disini, aku bisa menjerit disini, aku bisa berdiri disini, aku bisa berlari disini, dan aku sering kelelahan disini.


Tapi dari sekian rasa yang membuat semuanya terasa melelahkan, aku punya cukup malaikat-malaikat yang selalu melindungiku dengan caranya masing-masing. Ada keluargaku dan teman-temanku yang senantiasa membuatku tersenyum, tertawa, dan menangis dalam satu waktu. Terlebih lagi ada sepasang sosok malaikat yang sangat aku rindukan. Aku berada dekat dengan salah satunya, dan berada sangat jauh dengan yang lainnya. Merekalah Ibu dan Ayahku.


Selama 15 tahun ini, aku merasa sangat terlindungi oleh mereka. Aku merasa sangat terjaga atas kehadiran mereka. Aku merasa sangat aman dan bahagia bersama mereka. Mereka punya cara tersendiri dalam menjaga dan menyayangiku.


Aku merindukan mereka. Yang dekat terasa jauh, dan yang jauh hampir terasa dekat. Saat semua orang hampir tidak peduli, hanya mereka yang menguatkanku. Walau terkadang caranya malah membuatku merasa semakin sendirian.


Aku yakin mereka sangat menyayangiku. Dengan cara menolak permintaanku, dengan cara membentakku, dengan cara menegaskan semua kata-katanya, dengan cara membuatku melakukan semuanya atau mungkin dengan cara-cara lainnya. Aku yakin itu cara mereka membentukku menjadi pribadi yang baik. Dan aku yakin itulah cara mereka menyayangiku.


Aku menyayangi mereka. Aku menyayangi mereka. Aku menyayangi Ibuku. Aku menyayangi Ayahku. Aku menyayangi Adikku. Aku menyayangi Nenekku. Aku menyayangi semua keluargaku. Aku menyayangi semua temanku. Aku menyayangi semua orang yang tidak suka dengan keberadaanku. Aku menyayangi mereka semua.


Selamat ulang tahun, Teh. Ini ucapan ulang tahun untuk diriku sendiri. Tapi aku membuat ini atas dasar kehidupan manisku. Untuk kedua orang tuaku, untuk nenekku, untuk almarhum kakekku, untuk adikku, dan untuk semua orang yang berperan membuat hidupku lebih berwarna dan berarti selama 15 tahun ini.


Selamat ulang tahun, Teh. Aku masih menjadi anak manja Ibu dan Ayahku. Aku belum bisa berbakti pada mereka. Aku belum bisa mengukir senyuman di bibir mereka. Aku terlalu malu mengungkapkan itu semua.


Selamat ulang tahun, Teh. Semoga di tahun kedepan bisa membuat semuanya baik-baik saja. Semoga umurku ini diberkahi oleh Allah SWT. Semoga bisa lebih ikhlas dalam segalanya. Semoga bisa belajar berbakti kepada kedua orang tua. Dan semoga selalu mengingat Allah SWT. Semoga tingkat keimanan dan ketaqwaannya bertambah. Semoga. Semoga. Semoga. Aamiin..


Tidak ada undangan acara ulang tahunku. Yang aku harap doa yang tulus dan ikhlas dari semua pembaca tulisan ini. Semoga semua tujuanku bisa tercapai, Aamiin..



Aku Menyayangi Kalian